Kita sering menunjuk atau menanyakan suatu benda/barang yang terlatak di sekitar kita. Ada kalanya benda tersebut terletak dekat dari kita ataupun sebaliknya. Misalnya, kita menanyakan apa yang ada di dalam tas ini, menanyakan sesuatu yang asing, menunjuk pena yang terletak di atas meja, teman sekelas yang sedang berdiri di ujung kelas, dan lain sebagainya.
Maka, kita menggunakan kata tunjuk dalam ungkapan–seperti “Apa ini?” atau “Itu adalah …”–untuk mengekspresikannya. Dalam bahasa Arab, kata tunjuk tersebut dikenal dengan istilah ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ). Berbeda dengan bahasa Indonesia, ism al-isyārah sangat terikat dengan jenis benda yang ditunjuk; ada kalanya jenis benda tersebut adalah maskulin/ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) dan ada kalanya jenis benda tersebut adalah feminim/ism muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ). Jenis benda tersebut akan menjadi penentu kata tunjuk yang digunakan.
Lalu, apa jenis kata maskulin/ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) dan feminim (اسْمُ المُؤَنَّثِ) itu? Apa kaitannya dengan kata tunjuk (اسْمُ الإِشَارَةِ)? Bagaimana cara penggunaannya?
Tujuan Pembelajaran
Diharapkan setelah mempelajari materi tersebut kita dapat:
Referensi Materi
Beberapa bacaan lain untuk menambahkan khazanah tentang isim mufrod dan isim mutsanna, silakan kunjungi beberapa referensi berikut ini:
Untuk melatih keterampilan kita dalam berbahasa Arab maka kita perlu menguasai unsur penting dalam bahasa Arab, yaitu kosa kata/mufradāt (مُفْرَدَات). Supaya kosa kata berikut mudah dikuasai maka lakukanlah beberapa hal berikut ini:
Pada gambar berikut ini terdapat beberapa kosa kata (مُفْرَدَات) terkait dengan beberapa benda yang biasa kita temukan di ruang kelas. Kosa kata pada baris pertama adalah kosa kata dengan jenis kata maskulin/ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ). Sedangkan pada baris kedua adalah kosa kata dengan jenis kata feminim/ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ).
Untuk melatih keterampilan kita dalam berbahasa Arab maka kita perlu mempraktikkan penggunaan kosa kata yang dimiliki ke dalam berbagai bentuk ungkapan. Di bagian ini kita akan mendapati beberapa contoh ungkapan untuk memahami ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ). Akan tetapi sebelum mempelajari lebih lanjut beberapa ungkapan sederhana berikut, perhatikanlah beberapa instruksi berikut ini:
Materi 1
Pada gambar di atas terdapat beberapa ungkapan sederhana yang menggunakan kosa kata yang telah disediakan sebelumnya. Masing-masing ungkapan diawali dengan kata هذَا (ini) dan kata ذلِكَ (itu). Kedua kata tersebut masing-masing untuk menunjuk benda. Kata هذَا digunakan untuk menunjuk benda yang dekat dan kata ذلِكَ digunakan untuk menunjuk benda yang jauh. Inilah yang disebut dengan kata tunjuk/ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ).
Kedua isim isyarah tersebut (yaitu kata هذَا an هذِهِ) khusus digunakan apabila benda yang ditunjuk adalah jenis ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ). Jenis ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) dapat diketahui dengan ciri bahwa kata tersebut: a) tidak diakhiri dengan huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة) atau b) menunjukkan arti/nama laki-laki.
Materi 2
Sedangkan pada gambar di atas kita mendapati setiap ungkapan diawali dengan kata yang berbeda, yaitu diawali dengan kata هذِهِ (ini) dan kata تِلْكَ (itu). Kedua kata tersebut masing-masing juga digunakan untuk menunjuk benda. Kata هذِهِ digunakan untuk menunjuk benda yang dekat sedangkan kata تِلْكَ digunakan untuk menunjuk benda yang jauh.
Pada keterangan gambar sebelumnya, kata tunjuk ini di sebut dengan isim isyarah. Begitu pun dengan keterangan pada gambar ini. Hanya saja kata هذِهِ dan تِلْكَ digunakan untuk menunjuk benda jenis kata feminim/ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ).
Jenis ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ) dapat diketahui dari cirinya, yaitu: a) diakhiri dengan huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة) atau b) menunjukkan arti/nama perempuan.
Materi 3:
Percakapan di atas adalah antara Aminah dan Latifah. Praktikkanlah dialog tersebut dengan temanmu. Perhatikanlah juga penggunaan ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ) pada percakapan di atas. Masing-masing disesuaikan dengan jenis kata benda (الاسْمُ) yang ditunjuk, apakah jenis benda tersebut adalah ism al-mużakkar atau ism al-muannaṡ.
Materi 4:
Sedangkan ungkapan-ungkapan di atas merupakan contoh ekspresi yang biasa digunakan dalam keseharian. Perhatikanlah ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ) yang digunakan di masing-masing kalimat. Penggunaan ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ) yang digunakan pada ekspresi di atas disesuaikan dengan jenis kata benda (الاسم) yang ditunjuk, apakah kata tersebut jenis kata ism al-mużakkar atau ism al-muannaṡ. Selain itu, benda yang ditunjuk di kalimat tersebut disebut dua kali dan memiliki makna yang berbeda. Hal ini akan didiskusikan lebih lanjut pada bagian pembahasan).
Pada bagian pembahasan ini, kita akan mengulas beberapa ungkapan/ekspresi dari materi-materi yang lalu. Melalui pembahasan ini diharapkan kita dapat memahami lebih lanjut terkait beberapa hal berikut ini:
Perhatikanlah kalimat yang terdapat pada baris pertama. Di sana terdapat empat kalimat yang menggunakan kata tunjuk/ism al-isyārah (اسْمُ الإِشَارَةِ) berupa kata هذَا، هذِهِ، ذلِكَ، dan تِلْكَ.
Kata هذَا digunakan untuk menunjuk benda yang jaraknya dekat dari penutur dan kata ذلِكَ digunakan untuk menunjuk benda yang jaraknya jauh dari penutur. Kedua kata tunjuk tersebut digunakan untuk menunjuk ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ). Kata maktab (مَكْتبٌ) pada contoh kalimat di atas disebut sebagai ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) karena tidak ada huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة) di akhir kata.
Sekarang perhatikan kalimat yang ada di sisi lain pada baris pertama tersebut. Kata tunjuk yang digunakan adalah kata هذِهِ dan تِلْكَ. Kata هذِهِ digunakan untuk menunjuk benda yang dekat dari penutur dan kata تِلْكَ untuk menunjuk benda yang jauh daru penutur. Kedua kata tunjuk tersebut digunakan untuk menunjuk ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ). Kata idarah (إِدَارَةٌ) pada contoh kalimat di atas disebut sebagai ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ) karena terdapat huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة) di akhir kata.
Dengan demikian sebuah kata benda/sim (اسم) berdasarkan jenisnya dapat dikelompok dalam dua jenis, yaitu ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) dan ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ).
Ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) adalah kata benda yang menunjukkan makna laki-laki atau kata yang tidak diakhiri huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة). Akan tetapi kita juga biasa menemukan nama orang yang tidak diakhiri dengan huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة), seperti kata laila (لَيْلَى) atau fitri (فِطْرِيْ). Meskipun demikian, secara umum kita memahami bahwa kata tersebut adalah nama untuk perempuan sehingga meskipun tidak ada huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة) kata tersebut tetap disebut dengan ism al-muannaṡ.
Sedangkan ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ) adalah kata benda yang menunjukkan makna perempuan atau kata yang diakhiri dengan huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة). Begitu pula, beberapa kali kita juga mendapati nama orang yang diakhiri dengan huruf ta’ marbūṭah (huruf ة / ــة) tetapi secara umum kita memahami bahwa nama tersebut untuk laki-laki, seperti kata hamzah (حَمْزَة), sehingga kata tersebut tetap disebut dengan ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) .
Pada baris kedua kita melihat kalimat tanya menggunakan kata ma (مَا) yang bermakna ‘apa’. Kata ma (مَا) digunakan untuk menanyakan benda yang tidak berakal. Sedangkan untuk menanyakan seseorang (yang berakal) maka kata yang digunakan adalah man (مَنْ) yang bermakna ‘siapa’.
Di beberapa kesempatan, mungkin kita akan menanyakan suatu benda tetapi kita tidak tahu apakah benda tersebut masuk jenis ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) atau ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ). Maka, secara umum, kata tunjuk yang digunakan dalam pertanyaan tersebut adalah kata tunjuk al-mużakkar (المُذَكَّرُ) .
Pada baris terakhir kita mendapati kalimat dalam bentuk pertanyaan. Kata tanya yang digunakan adalah hal (هَلْ) yang bermakna ‘apakah’ dan respon/jawaban dari pertanyaan tersebut adalah نَعَمْ (ya) atau لَا (tidak).
Jika kita membenarkan pertanyaan hal (هَلْ) maka respon yang digunakan cukup dengan kata نًعًم. Kita juga bisa merespon/menjawab secara utuh dengan mengulang ungkapan dalam pertanyaan tersebut. Jadi, dalam pertanyaan (هَلْ هذَا مِصْبَاحُ؟) dapat kita respon dengan jawab (نَعَمْ) atau (نَعَمْ، هذَا مِصْبَاحٌ).
Sedangkan apabila kita tidak membenarkan petanyaan hal (هَلْ) maka respon yang digunakan adalah لَا. Kita juga bisa merespon/menjawab secara utuh dengan cara menginformasikan yang seharusnya sebagaimana pada contoh kalimat di atas. Jadi, pertanyaan (هَلْ تِلْكَ كُرَّاسَةٌ؟) dapat direspon dengan jawaban (لَا) atau (لَا،بَلْ تِلْكَ حَقِيْبَةٌ/Tidak, tetapi itu adalah tas).
Pada gambar di atas, kata tunjuk هذَا dan هذِهِ digunakan untuk menunjuk ism al-mużakkar (اسْمُ المُذَكَّرِ) dan ism al-muannaṡ (اسْمُ المُؤَنَّثِ).
Pada gambar di atas kata كِتَابٌ dan حَقِيْبَةٌ diulang dua kali.
Pada baris pertama, kalimat هَذَا كِتَابٌ diartikan dengan ‘Ini adalah buku’. Sedangkan dalam kalimat هَذَا الكِتَابُ عَلَى المَكْتَبِ diartikan dengan ‘Buku ini ada di atas meja’. Sedangkan pada baris ke dua, kalimat هذِهِ حَقِيْبَةٌ diartikan dengan ‘Ini adalah tas’. Sedangkan kalimat هذِهِ الحَقِيْبَةُ تَحْتَ النَافِذَةِ diartikan dengan ‘Tas ini di bawah jendela’.
Dalam hal ini, yang menjadi penekanan ada penggunaan isim isyarah tidak berubah tetap terikat dengan isim mudzakkar atau isim muannats.
Latihan 1
Perhatikan contoh kalimat berikut. Gantilah dengan kata yang telah disediakan dan ubahlah ism al-isyārah sesuai dengan jenis mużakkar dan muannaṡ-nya
Latihan 2
Perhatikan contoh kalimat berikut. Gantilah dengan kata yang telah disediakan dan ubahlah ism al-isyārah sesuai dengan jenis mużakkar dan muannaṡ-nya
Mabdaul ‘Arabiyyah