Setelah mempelajari materi berikut ini, diharapkan kita dapat mencapai target berikut ini:
Sumber bacaan
Untuk menambah wawasan terkait dengan materi mubtada’ dan khabar, silakan baca juga beberapa sumber bacaan berikut ini.
Untuk melatih keterampilan kita dalam berbahasa Arab maka kita perlu menguasai unsur penting dalam bahasa Arab, yaitu mufradat (مفردات/kosa kata). Supaya kosa kata berikut mudah dikuasai maka lakukanlah beberapa hal berikut ini:
Untuk melatih keterampilan kita dalam berbahasa Arab maka kita perlu mempraktikkan penggunaan kosa kata yang dimiliki ke dalam berbagai bentuk ungkapan. Di bagian ini kita akan mendapati beberapa contoh ungkapan untuk memahami al-mubtada‘ (المبتدأ) dan al-khabar (الخبر). Akan tetapi sebelum mempelajari lebih lanjut beberapa ungkapan sederhana berikut, perhatikanlah beberapa instruksi berikut ini:
Materi 1:
Materi 2:
Pada bagian pembahasan ini, kita akan mengulas beberapa ungkapan/ekspresi dari materi-materi yang lalu. Melalui pembahasan ini diharapkan kita dapat memahami lebih lanjut terkait beberapa hal berikut ini:
Pembahasan Pertama:
Baris pertama pada slide di atas merupakan contoh mubtada’ dan khabar. Tulisan yang berwarna jingga adalah sebagai mubtada‘ dan kata setelahnya adalah khabar. Disebut dengan mubtada‘ karena kata tersebut (isim) berada di awal kalimat. Sedangkan kata setelahnya disebut khabar karena disandarkan pada mubtada’ sebagai pelengkap sehingga membentuk kalimat sempurna.
Dalam kalimat البُرْتُقَالُ لَذِيْذٌ جِدًّا (jeruk itu enak sekali), kata “البُرْتُقَالُ” adalah sebagai mubtada’ karena isim yang berada di awal kalimat. Sedangkan kata “لَذِيْذٌ” adalah sebagai khabar karena kata tersebut disandarkan pada kata al-burtuqāl sehingga membentuk kalimat yang sempurna.
Bayangkan, ketika kata البُرْتُقَالُ berdiri sendiri, tanpa disandari dengan kata لَذِيْذٌ sebagai khabar, maka kata البُرْتُقَالُ tidak memberikan makna/informasi yang penting kecuali kata البُرْتُقَالُ (jeruk) itu sendiri. Akan tetapi ketika kata البُرْتُقَالُ disandari dengan kata لَذِيْذٌ maka terbentuklah kalimat yang sempurna. Kata لَذِيْذٌ sebagai khabar yang memberikan informasi bahwa jeruk tersebut memiliki rasa yang enak.
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat mubtada’ dan khabar dalam bentuk mufrad (tunggal).
Artinya | الجملة |
---|---|
Rofiq adalah seorang siswa. | رَفِيْقٌ طاَلِبٌ |
Halimah adalah seorang siswi. | حَلِيْمَةٌ طَالِبَةٌ |
Jamil adalah seorang insinyur di perusahaan. | جَمِيْلٌ مُهَنْدِسٌ فِيْ الشَرِكَةِ |
Karim adalah seorang dokter di rumah sakit. | كَرِيْمٌ طَبِيْبٌ فِي المُسْتَشْفَى |
Fatimah adalah guru baru di sekolah. | فَاطِمَةُ مُدَرِّسَةٌ جَدِيْدَةٌ فِيْ المَدْرًسَةِ |
Pembahasan Kedua:
Kalimat البُرْتُقَالَانِ لَذِيْذَانِ جِدًّا (Kedua jeruk itu enak sekali) juga merupakan kalimat dalam bentuk mubtada’ dan khabar. Kata al-burtuqolani (dua buah jeruk) sebagai mubtada’ dan kata ladzidzani (keduanya enak) sebagai khabar.
Kata البُرْتُقَالَانِ merupakan isim dalam bentuk mutsanna (dua/dobel). Cirinya adalah tambahan huruf alif dan nun pada akhir kata البُؤتقَال. Secara makna kata al-burtuqol berarti satu buah jeruk sedangkan kata al-burtuqolani berarti dua buah jeruk meskipun tidak ada imbuhan angka ataupun kata yang menunjukkan bahwa jeruk tersebut berjumlah dua. Karena kata al-burtuqolani (البُرْتُقَالَانِ) dalam bentuk mutsanna (مُثَنَّى) maka khabar-nya pun harus dalam bentuk mutsanna. Sehingga kata ladzidz (لَذِيْذٌ) berubah menjadi ladzidzani (لَذِيْذَانِ).
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat mubtada’ dan khabar dalam bentuk mutsanna (dua/ganda).
Artinya | الجملة |
---|---|
Rofiq dan Ali adalah seorang siswa. | رَفِيْقٌ وَ عَلِيٌ طاَلِبَانِ |
Halimah dan Syarifah adalah seorang siswi. | حَلِيْمَةٌ وشَرِيْفَةٌ طَالِبَتَانِ |
Jamil dan Hamid adalah seorang insinyur di perusahaan. | جَمِيْلٌ وحَمِيْدٌ مُهَنْدِسَانِ فِيْ الشَرِكَةِ |
Karim dab Syafi’ adalah seorang dokter di rumah sakit. | كَرِيْمٌ وَ شَفِيعٌ طَبِيْبَانِ فِي المُسْتَشْفَى |
Fatimah dan Laila adalah guru baru di sekolah. | فَاطِمَةُ وَلَيْلَى مُدَرِّسَتَانِ جَدِيْدَتَانِ فِيْ المَدْرًسَةِ |
Pembahasan Ketiga:
Dalam kalimat baris kedua kata al-juwaafatu (الجُوَافَةُ) dan kata al-juwafatani (الجُوَافَتَانِ) adalah sebagai mubtada’ dan kata ‘ala al-maktabi (عَلَى المَكْتَبِ) sebagai khabar. Khabar yang terbentuk seperti ini–yakni yang diawali dengan min, ila, ‘ala, fi, amaama, waroo’a, fauqo, tahta, dan beberapa kata yang lain–tidak perlu mengikuti bentuk mubtada‘-nya.
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat mubtada’ dan khabar dalam bentuk mufrod (tunggal).
Artinya | الجملة |
---|---|
Rofiq ada di dalam kelas. | رَفِيْقٌ فِي الفَصْلِ |
Halimah ada di depan kantor. | حَلِيْمَةٌ اَمَامَ الاِدَارَةِ |
Jamil ada di belakang mobil. | جَمِيْلٌ وَرَاءَ السَيَّارَةِ |
Di bawah meja ada celana dan sepatu. | تَحْتَ المَكْتَبِ سِرْوَالٌ وحِذَاءٌ |
Di atas meja ada lampu. | فَوْقَ المَكْتَبِ مِصْبَاحٌ |
Pembahasan Keempat:
Dalam baris ketiga, kata al-muslimuun (المُسلِمُون) dan al-muslimaat (المُسلمَاتُ) adalah mubtada’ dalam bentuk jamak (plural). Kata al-muslimuun adalah jamak mudzakkar salim dari asal kata al-muslimu, artinya beberapa orang muslim laki-laki. Sedangkan kata al-muslimaat adalah jamak muannats salim dari asal kata al-muslimatu, artinya beberapa orang muslim perempuan. Ciri-ciri jamak mudzakkar salim adalah ada huruf tambahan berupa waw dan nun pada akhir kata. Sedangkan ciri-ciri jamak muannats salim adalah perubahan huruf ta’ marbuthoh menjadi alif dan ta’.
Dalam kalimat ini, bentuk kata mubtada’ adalah jamak (plural), maka khabar-nya pun dalam bentuk jamak sesuai dengan mubtada’ masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat mubtada’ dan khabar dalam bentuk jamak (plural).
Artinya | الجملة |
---|---|
Orang-orang mu’min itu syahid dalam perang Badar. | المُؤْمِنُوْنَ شَاهِدُوْنَ فِي غَزْوَةِ البَدَرِ |
Para siswa bermain di waktu istirahat. | الطُلُّابُ لَاعِبُوْنَ فِيْ وَقْتِ الرَاحَةِ |
Para siswi membaca di perpustakaan. | الطَالِبَاتُ قَارِئُوْنَ فِي المَكْتَبَةِ |
Ali, Ahmad, dan Hanif adalah guru di SMP. | عَلِي، وَاَحْمَدُ، وَحَنِيْفٌ مُدَرِّسُوْنَ فِي المَدْرَسَةِ المُتَوَاسِطَةِ |
Fatimah, Hulwa, dan Laila adalah guru di SMP. | فَاطِمَةٌ، وحُلْوَى، ولَيْلَى مُدَرِّسَاتٌ فِي المَدْرَسَةِ المُتَوَاسِطَةِ |
Kesimpulan:
Dari pembahasan di atas maka kita dapat menyimpulkan beberapa hal berikut ini.
Petunjuk Latihan 1
- Perhatikan kalimat berikut ini.
- Isilah titik-titik dengan kalimat yang telah disediakan.
- Pastikan kata yang dipilih untuk khabar sesuai dengan kaedah seharusnya.
Petunjuk Latihan 2
- Perhatikan kalimat berikut.
- Isilah titik-titik dengan kalimat yang telah disediakan.
- Pastikan kata yang dipilih untuk khabar sesuai dengan kaedah seharusnya.
Mabdaul ‘Arabiyyah